You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
 Minimnya tangkapan membuat nelayan terus merugi. Pasalnya, biaya operasional tidak sebanding dengan
Laut Jakarta yang tercemar limbah membuat ribuan nelayan yang tersebar di lima sentra nelayan di pesisir Jakarta Utara, kesulitan mendapatkan ikan..
photo doc - Beritajakarta.id

Sudin P2K Bentuk Tim Khusus Teliti Laut Jakarta

Selain membawa sampel air dari Kali Baru, Marunda dan Cilincing, kami juga membentuk tim khusus agar penelitian pencemaran air laut ini bisa maksimal

Pencemaran limbah di Laut Jakarta sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Pencemaran yang makin parah terjadi pada awal Juni lalu mengakibatkan 2.500 nelayan di pesisir Jakarta Utara terancam kehilangan mata pencahariannya. Untuk menanggulanginya, Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara telah melakukan pengecekan serta mengirimkan sampel air laut yang tercemar untuk diperiksa ke laboratorium.

Di sisi lain, agar lebih efektif lantaran pencemaran air laut melibatkan dua instansi, Sudin P2K membentuk tim khusus untuk meneliti pencemaran Laut Jakarta. Kedua intansi yang dilibatkan dalam tim khusus adalah, Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan Pesisir.

Laut Jakarta Tercemar, Tangkapan Nelayan Menyusut

"Selain membawa sampel air dari Kali Baru, Marunda dan Cilincing, kami juga membentuk tim khusus agar penelitian pencemaran air laut ini bisa maksimal," kata Sri Hayati, Kepala Sudin P2K Jakarta Utara, Selasa (1/7).

Menurut Sri, pembuktian atau pemeriksaan sumber pencemaran Laut Jakarta diprediksi akan memakan waktu yang cukup lama. "Tapi akan berupaya untuk menyelamatkan habitat laut dan nasib ribuan nelayan," tukasnya.

Informasi yang dikumpulkan, sudah sejak lama Laut Jakarta mulai tercemar limbah industri. Kini sebagian besar nelayan di lima sentra nelayan, yakni di Kalibaru, Marunda, Cilincing, Kamalmuara, dan Muara Angke, memilih menjaring ikan hingga ke tengah laut. Akibatnya biaya operasional nelayan mulai melambung tinggi dan perolehan ikan tak sesuai harapan.

Sementara itu, imbas ekosistem biota laut yang rusak, sebagian nelayan kini memilih mengganti mata pencarian sebagai buruh serabutan ataupun menjadi petani musiman dibandingkan dengan melaut yang tak bisa mencukupi kehidupan para nelayan sekarang ini.

Menurut Jumani (44), nelayan Kalibaru, tercemarnya wilayah pesisir ini mengakibatkan matinya spesies seperti ikan dan rajungan. Karena pencemaran ini, pendapatan 2.500 nelayan Kalibaru-Cilincing turun hingga 75 persen."Bahkan banyak nelayan yang enggak dapat apa-apa selama melaut," ujar Jumani.

Menurut Jumani, sebelum tercemar, di wilayah sepanjang 2,9 kilometer ini biasanya nelayan meraup untung Rp 200 ribu per hari. Namun karena pencemaran itu para nelayan hanya mendapatkan Rp 50 ribu per hari. Angka itu adalah jumlah maksimal karena nelayan sudah jarang mendapati ikan yang hidup di wilayah tersebut.

Sejak musim hujan berakhir, wilayah pesisir tersebut mulai menghitam dan mengeluarkan bau tak sedap. Menurut Jumani, biasanya air laut berwarna hijau tua. Selang dua hari kemudian, ratusan ikan di wilayah tersebut mati dan mengambang hingga mengeluarkan bau bangkai.

Menurut Jumani, pencemaran diduga berasal dari Kali Kresek Lagoa, Kali Banjil Kanal Timur, Kali Cakung Drain, dan Kali Marunda. Di kali-kali inilah menurut Jumani ditempatkan pipa pembuangan dari pabrik-pabrik sekitar.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Plt Wali Kota Jaktim Tinjau Posko Antitawuran di Batu Ampar

    access_time16-04-2025 remove_red_eye4248 personNurito
  2. DPRD Dukung Jakarta Jadi Kota Perfilman

    access_time14-04-2025 remove_red_eye1813 personFakhrizal Fakhri
  3. Langkah Pemprov Gunakan Truk Sampah Listrik Diapresiasi

    access_time14-04-2025 remove_red_eye1599 personFakhrizal Fakhri
  4. Kebakaran di Bawah Kolong Tol Wiyoto Wiyono Berhasil Dipadamkan

    access_time16-04-2025 remove_red_eye1573 personAnita Karyati
  5. Pemprov DKI Pastikan Rekrutmen 1.652 Petugas PPSU Transparan dan Bebas KKN

    access_time15-04-2025 remove_red_eye1558 personAldi Geri Lumban Tobing

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik